Selasa, 24 Oktober 2017

Manusia dan Keindahan


MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dindiasuvi Auliannisa
11517756
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher S.I.Kom, MM.

Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir dan merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Menurut Hemsterhuis yang dimaksud dengan keindahan adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu.
Keindahan tidak dapat dilihat, melainkan dapat dirasakan. Keindahan memiliki arti dan cakupan yang cukup luas. Keindahan tentu memiliki hubungan dengan manusia. Ada beberapa keindahan yang diciptakan oleh para manusia itu sendiri. Berikut adalah contoh dari keindahan itu :

è Keindahan Seni
Keindahan seni adalah keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni. Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.

è Keindahan Moral
Keindahan moral adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari.

è Keindahan Intelektual
Keindahan intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan. Cara manusia berpikir dengan cerdik.

è Keindahan Alam
Keindahan alam adalah keindahan yang berhubungan dengan penglihatan akan suatu pesona alam

            Apapun yang ada didunia ini semua bermanfaat, keindahan yang tiada habisnya didunia tentu saja memiliki manfaat yang begitu besar. Dengan adanya keindahan akan membuat perasaan menjadi tenang dan tentram. Keindahan yang alami dapat memunculkan suatu inspirasi yang sungguh luar biasa. Karena dengan sesuatu yang indah akan membuat pikiran kita menjadi lebih jernih, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan inspirasi.
Misalnya, suatu ketika manusia ingin membuat suatu karya seni rupa, kemudian manusia itu belum mempunyai ide tentang karya seni rupa apa yang akan dibuat. Lalu ia merenung dengan menyendiri atau bisa juga pergi kesuatu tempat yang indah untuk mencari sebuah inspirasi.


Kesimpulan :

            Keindahan tidak dapat lepas dari manusia begitupun sebaliknya. Ada keindahan yang dapat diciptakan oleh manusia, contohnya tak lain dan tak bukan adalah keindahan akan seni. Banyak yang menyalurkan kreativitasnya melalui keindahan akan seni. Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua orang

Sumber :

Selasa, 17 Oktober 2017

Hubungan Budaya dengan Sastra



HUBUNGAN BUDAYA DENGAN SASTRA

Dindiasuvi Auliannisa
11517756
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher S.I.Kom, MM

            Ketika berbicara mengenai budaya, kita harus mau membuka pikiran untuk menerima banyak hal baru. Budaya bersifat kompleks, luas, dan abstrak. Budaya tidak terbatas pada seni yang sering kali dilihat dalam gedung kesenian atau tempat bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya memunyai banyak aspek yang turut menentukan perilaku komunikatif.
Bahasa tidak hanya mempunyai hubungan dengan budaya, tetapi juga sastra. Bahasa memunyai peranan yang penting dalam sastra karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan ide/keinginan penulisnya. Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra, baik itu puisi, novel, roman, bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup dalam zaman yang berbeda, dan perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian dalam menentukan warna karya sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa periode dalam penulisan karya sastra, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66, dan sebagainya.
Setiap periode "mengangkat" latar belakang yang berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu. Sastra Indonesia tumbuh dan berkembang dari budaya Indonesia yang beraneka ragam. Oleh karena itu, keberadaan sastra di Indonesia pun beraneka ragam, mulai keragaman genre, gaya ungkap, tokoh, mitologi, hingga ke masalah sosial, politik, dan budaya etnik.
Sebagai contoh, kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan perjalanan sejarah Indonesia, "kegelisahan" kultural, dan manifestasi pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya, kesusatraan zaman Balai Pustaka (1920 -- 1933). Karya-karya sastra pada zaman itu menunjukkan problem kultural ketika Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya Barat. Karya sastra tersebut memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya "lama", seperti masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka. 
Budaya dan sastra mempunyai ketergantungan satu sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam sastra. Masinambouw mengatakan bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya suatu interaksi.

Kesimpulan     :           Budaya tidak terbatas pada seni yang sering kali dilihat dalam gedung kesenian atau tempat bersejarah, seperti museum. Oleh karenanya, tentu  budaya memiliki hubungan erat dengan sastra. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, karena semakin ke depan, budaya akan mulai berkembang. Begitu pula dengan sastra yang mengikuti budaya. Salah satu contohnya adalah Kesusastraan Indonesia yang menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya suatu interaksi.

Sumber            :







Selasa, 10 Oktober 2017

Budaya dan Contoh Budaya Daerah



BUDAYA DAN CONTOH BUDAYA DAERAH



Dindiasuvi Auliannisa
11517756
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher S.I.Kom, MM



            Budaya adalah wujud ideal yang bersifat abstrak dan tak dapat diraba yang ada di dalam pikiran manusia yang dapat berupa gagasan, ide, norma, keyakinan, dan lain sebagainya.” Pengantar Ilmu Antropologi (1989:186), Koentjaraningrat.

A. Berikut terdapat wujud kebudayaan, yaitu :
1.      Wujud  kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, peraturan, dan norma.
2.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di dalam suatu masyarakat
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
  
B. Ciri-ciri kebudayaan :
1.      Budaya memiliki sifat dinamis, yang dapat berubah
2.      Budaya bukanlah bawaan, tetapi budaya itu dipelajari
3.      Etnosentris, menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik untuk menilai budaya lain

Contoh budaya daerah yang akan dibahas kali ini adalah Tari Pendet. Apakah Tari Pendet  itu? Tari Pendet adalah salah satu tarian selamat datang atau tari penyambutan yang khas dari Bali. Tarian ini sangat terkenal dan sering ditampilkan diberbagai acara, seperti penyambutan tamu besar. Biasanya dimainkan oleh para penari wanita dengan membawa mangkuk yang berisi berbagai macam bunga.
Tari Pendet sendiri pun memiliki dua fungsi, yaitu Tari Pendet Sakral (Yang ditampilkan sebagai bagian dari ritual keagamaan), dan Tari Pendet Penyambutan (Yang ditampilkan sebagai hiburan atau tarian penyambutan)
Kabar baiknya, tarian ini masih terus dilestarikan oleh para seniman dari sanggar-sanggar tari yang ada di Bali dan masih terus ditampilkan di bebrbagai acara budaya, seperti penyambutan, festival budaya, dan promosi pariwisata.

Kesimpulan :   Masih banyak budaya lokal yang dimiliki Indonesia, tetapi sangat sedikit orang yang berkeinginan untuk melestarikannya. Entah karena alasan ketinggalan zaman atau yang biasa kita sebut kuno atau memang generasi Indonesia yang cukup malas. Akibatnya, banyak dari budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak luar, salah satu contohnya adalah Tari Pendet. Disaat budaya kita telah diklaim, kita baru bertindak tegas untuk mengklaimnya kembali. Seharusnya hal ini menjadi pelajaran ke depan buat kita untuk peduli terhadap budaya kita sendiri. Yuk, lestarikan budaya Indonesia mulai sekarang!

Sumber :
  1. http://thesis.binus.ac.id 
  2. http://negerikuIndonesia.com


Rabu, 04 Oktober 2017

Biografi


BIOGRAFI

Dindiasuvi Auliannisa
11517756
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher S.I.Kom, MM



            Dindiasuvi Auliannisa lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1999. Nama panggilannya adalah Dindia atau Suvi. Dindia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Memiliki hobi yang tentu sangat mainstream, yaitu mendengarkan musik. Ia juga sangat menyukai anime buatan Jepang.

            Untuk jenjang pendidikan, Dindia menempuh TK Aisyah yang cukup menyenangkan. SD Tugu Ibu I Depok, sekolah swasta yang cukup terkenal di Depok. SMP Negeri 3 Depok, yang merupakan sekolah negeri favorit se-Kota Depok. Sekitar beberapa bulan yang lalu, Dindia melepas jenjang SMA nya di SMA Negeri 4 Depok, sekolah yang cukup terpencil namun dengan guru yang hebat dalam mengajar.

            Setelah itu, perjalanan menimba ilmu Dindia belum selesai, Ia melanjutkan kuliahnya di Universitas Gunadarma, universitas swasta yang terbilang bagus dan memilih jurusan psikologi dengan alasan ingin belajar bagaimana seorang psikolog membantu orang lain.

Kesimpulan :    Dindiasuvi Auliannisa yang merupakan anak bungsu ini tentu memiliki hobi, yaitu menonton anime buatan Jepang. Sekitar 12 tahun sudah Dindia menimba ilmu. Sekarang, Universitas Gunadarma adalah awal dari hidup yang akan ditempuh Dindia. Ia memilih melanjutkan tugasnya sebagai pelajar. Jurusan yang dipilih Dindia adalah Psikologi, dengan alasan ingin belajar bagaimana seorang psikolog membantu orang lain.

Sumber Pustaka : Dindiasuvi Auliannisa